Buku ini didedikasikan untuk Ibu Hertiki selaku dosen pengampu mata kuliah BIPA dan untuk para pemelajar BIPA di berbagai negara. Buku ini juga sebagai upaya dalam pelestarian cerita rakyat Nusantara.

Di sebuah desa, tinggalah seorang janda yang hidup dengan dua anak perempuannya, yaitu Bawang Merah dan Bawang Putih. Ayah kandung Bawang Putih yang juga suami dari ibu Bawang Merah telah meninggal dunia, Bawang Putih adalah saudara tiri dari Bawang Merah.
Bawang Putih memiliki sifat yang rajin, baik hati, jujur, dan rendah hati. Sementara, Bawang Merah memiliki sifat yang malas, sombong, iri hati.
Kepribadian Bawang Merah yang malas juga diperburuk karena ibunya yang memanjakannya. Ibunya selalu memberi Bawang Merah apapun yang diinginkannya.




Bawang Putih yang melakukan semua pekerjaan rumah, mencuci, memasak, membersihkan rumah, dan Ia hanya melakukannya sendiri. Sementara itu, Bawang Merah dan ibunya hanya menghabiskan waktu untuk diri mereka sendiri.
Ketika mereka membutuhkan sesuatu, mereka hanya meminta Bawang Putih. Bawang Putih tak pernah mengeluhkan nasib buruknya yang dia hadapi.





Baik, Bu
Cepat bersihkan rumah dan cuci baju!
Suatu hari, Bawang Putih mencuci baju ibu tiri dan Bawang Merah di sungai. Bawang Putih tak menyadari jika selendang kesayangan Ibunya hanyut di sungai. Ia pun merasa sedih, berpikir jika selendang itu tidak ditemukan, Ia akan disalahkan, dihukum, atau diusir dari rumah.








Karena takut selendang ibunya tidak bisa ditemukan, Bawang Putih terus mencari dan berjalan di sepanjang sungai. Setiap kali Ia melihat seseorang di tepi sungai, Ia selalu bertanya tentang kain ibunya yang hanyut, tetapi semua orang tak melihat di mana selendang itu.
Akhirnya, Bawang Putih menyusuri sungai untuk mencari selendang itu. Ketika tengah menyusuri sungai, Bawang Putih nelihat sebuah rumah, ternyata rumah itu dihuni oleh seorang nenek sebatang kara.

Bawang Putih pun bertanya pada nenek itu apakah dia melihat kain milik ibunya. Perempuan tua itu tahu di mana kain itu, tapi Dia memberi syarat sebelum menyerahkannya ke Bawang Putih. Syaratnya Bawang Putih harus bekerja membantu nenek itu. Karena sebelumnya Ia terbiasa bekerja keras, Ia bersedia membantu perempuan tua itu.


Dengan senang hati. Aku akan membantu nenek
Aku akan memberikan selendang itu tapi kau harus membantuku


Ini labu untukmu, sebagai hadiah karena telah membantuku, Cu
Terima kasih, Nek!


Saat hari sudah sore, kini waktunya Bawang Putih untuk pulang. Karena Bawang Putih sangat rajin, nenek itu memberikan selendang yang Ia temukan dan memberi hadiah. Bawang Putih disuruh memilih di antara dua buah labu untuk dibawa. Awalnya Bawang Putih ingin menolak, namun karena ingin menghormati pemberian nenek, Bawang Putih akhirnya memilih labu yang kecil dengan alasan takut tak kuat membawanya. Dan nenek itu hanya tersenyum mendengar alasan itu.


Sesampainya di rumah, Ia segera ke dapur untuk membelah labu dan memasaknya. Namun betapa terkejutnya Ia, karena ketika labu itu dibelah, ternyata labu itu berisi emas permata yang sangat banyak. Secara tak sengaja, ibu tiri Bawang Putih melihatnya dan langsung merampas semua emas itu. Bukan hanya itu, dia juga memaksa Bawang Putih untuk menceritakan dari mana Bawang Putih mendapat labu ajaib itu.







Dari mana Kamu mendapatkan labu ini?!
Aku mendapatkan labu ini dari Nenek, Bu
- Full access to our public library
- Save favorite books
- Interact with authors
Buku ini didedikasikan untuk Ibu Hertiki selaku dosen pengampu mata kuliah BIPA dan untuk para pemelajar BIPA di berbagai negara. Buku ini juga sebagai upaya dalam pelestarian cerita rakyat Nusantara.

Di sebuah desa, tinggalah seorang janda yang hidup dengan dua anak perempuannya, yaitu Bawang Merah dan Bawang Putih. Ayah kandung Bawang Putih yang juga suami dari ibu Bawang Merah telah meninggal dunia, Bawang Putih adalah saudara tiri dari Bawang Merah.
Bawang Putih memiliki sifat yang rajin, baik hati, jujur, dan rendah hati. Sementara, Bawang Merah memiliki sifat yang malas, sombong, iri hati.
Kepribadian Bawang Merah yang malas juga diperburuk karena ibunya yang memanjakannya. Ibunya selalu memberi Bawang Merah apapun yang diinginkannya.




Bawang Putih yang melakukan semua pekerjaan rumah, mencuci, memasak, membersihkan rumah, dan Ia hanya melakukannya sendiri. Sementara itu, Bawang Merah dan ibunya hanya menghabiskan waktu untuk diri mereka sendiri.
Ketika mereka membutuhkan sesuatu, mereka hanya meminta Bawang Putih. Bawang Putih tak pernah mengeluhkan nasib buruknya yang dia hadapi.


- < BEGINNING
- END >
-
DOWNLOAD
-
LIKE(10)
-
COMMENT()
-
SHARE
-
SAVE
-
BUY THIS BOOK
(from $4.19+) -
BUY THIS BOOK
(from $4.19+) - DOWNLOAD
- LIKE (10)
- COMMENT ()
- SHARE
- SAVE
- Report
-
BUY
-
LIKE(10)
-
COMMENT()
-
SHARE
- Excessive Violence
- Harassment
- Offensive Pictures
- Spelling & Grammar Errors
- Unfinished
- Other Problem
COMMENTS
Click 'X' to report any negative comments. Thanks!